Wednesday 10 August 2016

Arsitek Menjadi Wali Kota - Ridwan Kamil


Sosok Mochamad Ridwan Kamil sangat populer di kalangan masyarakat Bandung  sebagai pemimpin yang banyak membawa perubahan di Bandung.  Ia membuat sejumlah gebrakan dalam menata Kota Kembang tersebut.  Karena itu ia pun disebut-disebut sebagai salah satu pemimpin masa depan Indonesia.

Kang Emil, demikian sapaannya, adalah Wali Kota Bandung periode 2013 - 2018. Sebelumnya ia bukanlah dari kalangan politisi, tapi hanya seorang seorang arsitek, dosen, dan aktivis sosial.  Kang Emil yang berpasangan dengan wakilnya Oded Muhammad Danial diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerakan Indonesia Raya. Mereka memperoleh 45,24% suara dan mengungguli tujuh pasangan lainnya.

Dalam memimpin kota Bandung, Ridwan Kamil punya cara sendiri dalam merangkul warganya. Beliau memanfaatkan jejaring sosial terutama twitter dalam berkomunikasi dengan warganya. Selain itu, dalam mensosialisasikan program-programnya dan update berita Bandung ia juga memanfaatkan jejaring sosial ini.

Lahir di Bandung pada 4 Oktober 1971, Ridwan Kamil adalah putera dari pasangan Dr. Atje Misbach, S.H (alm.) dan Dra. Tjutju Sukaesih. Ia adalah anak kedua dari lima bersaudara. Sejak kecil, Ridwan Kamil sangat menyukai dunia imajinasi. Komik adalah bacaan yang paling disukainya, ia juga suka melihat foto dari berbagai kota di luar negeri. Ia juga sudah memiliki jiwa kewirausahaan semenjak di bangku sekolah dasar. Saat bersekolah di SDN Banjarsari III Bandung dari 1978 hingga 1984, ia berjualan es mambo. Ridwan Kamil dikenal sebagai sosok yang cerdas.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia melanjut ke SMP Negeri 2 Bandung, lulus  tahun 1987 dan SMA Negeri 3 Bandung, lulus tahun 1990.  Gelar sarjana S1 diperoleh dari Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan arsitektur pada tahun 1995.  Setelah lulus, ia pun memilih untuk berkarir di Amerika Serikat.  Itu hanya bekerja  selama empat bulan, karena dampak dari krisis moneter yang melanda Indonesia saat itu. Tapi ia tetap bertahan di Amerika hingga akhirnya mendapatkan beasiswa master di University of California, Berkeley.  Sembari kuliah S2, Ridwan Kamil bekerja paruh waktu di Departemen Perencanaan Kota Berkeley. Ia menyelesaikan pendidikan masternya pada tahun 2001 dan memutuskan kembali ke Indonesia tahun 2002.

Di Indonesia, bersama dengan  teman-temannya Achmad D Tardiyana, Reza Nurtjahja dan Irvan W. Darwin, ia pun mendirikan Urbane, sebuah firma yang bergerak di bidang jasa konsultan perencanaan, arsitektur dan desain.  Reputasi Urbane sudah diakui di dunia internasional berkat proyek di luar Indonesia seperti Syria Al-Noor Ecopolis di negara Syria dan Suzhou Financial District di China. 
 
Sedangkan di dalam negeri, berikut karya Ridwan Kamil bersama Urbane:
  1. Universitas Tarumanegara Kampus 1, Jakarta (2005)
  2. Mesjid Agung Sumatra Barat, Mahligai Minang (2006)
  3. Paramount Lakes Gading Serpong, (2006)
  4. Gramedia Expo Surabaya (2006)
  5. Masjid Cibubur, Bogor (2007)
  6.  Bintaro X-Change, Tangerang (2007)
  7.  Kota Jababeka Remasterplan, Cikarang (2007)
  8.  Kampus UMN, Serpong (2007)
  9.  Area 24, Jakarta (2007)
  10.  Hotel Santika Premiere, Medan (2007)
  11.  Jembatan Westdrain Ancol, Jakarta (2007)
  12.  Kuningan City, Jakarta (2007)
  13.  Bottle House (Rumah Botol), Bandung (2008)
  14.  Paramount Gateaway, Serpong (2008)
  15.  Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan, Kab. Bandung Barat (2008)
  16.  Springhill Royal Residences, Jakarta (2008)
  17.  Kantor BUMN, Jakarta (2008)
  18.  The Convergence, Jakarta (2008)
  19.  Rusunami Sentra Timur, Cakung (2008)
  20.  Pusat Kesenian dan Kebudayaan Universitas Indonesia, Depok (2009)
  21.  The Magix Box, Fakultas Seni Budaya Universitas Indonesia (2009)
  22.  Medan Focal Point, Medan (2009)
  23.  Museum Taufik Hidayat, Jakarta (2009)
  24.  Masjid Semarang, Semarang (2010)
  25.  Masjid Suramadu, Madura (2010)
  26.  Masjid Gegerkalong, Bandung (2010)
  27.  Museum Tsunami Aceh-Rumoh Aceh, NAD (2010)
  28.  Harris Hotel Bogor, Bogor (2011)
  29.  Masjid Antapani, Bandung (2011)
  30.  Heteropia Office Tower, Jakarta (2011)
  31.  Kantor Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Jakarta (2012)
  32.  Hotel Tangerang, Banten (2011)
  33.  Hotel Horison Ultima, Purwokerto (2011)
  34.  Hotel Tijili Seminyak, Bali (2011)
  35. 18 Office Park, Jakarta (2011)
  36.  Discovery World Taman Mini Indonesia Indah, Cibubur, Bogor (2011)
  37.  United Tractors office, Bekasi (2012)
  38.  LKPP Office, Jakarta (2012)
  39.  Bank Saudara Office, Bandung (2012)
  40.  Essence Apartment, Jakarta (2012)
  41.  Kirana Two, Jakarta (2012)
  42.  Senayan Aquatic Stadium, Jakarta (2012)
  43.  Masjid Al-Azhar, Summarecon, Bekasi (2013)
  44.  Masjid Emerald Bintaro, Tangerang (2013)
Sosial dan Komunitas :
  1. Taman Bermain Babakan Asih Kopo Bandung. Ini adalah program perbaikan kampung dengan cara membeli sepetak tanah untuk menjadi taman bermain anak dan kegiatan lomba mewarnai dinding kampung dengan gambar-gambar kreatif.
  2. Komunitas Bandung Berkebun. Kegiatan ini adalah cara warga Bandung memanfaatkan lahan-lahan kosong untuk dihijaukan oleh tanaman pertanian seperti sayur-sayuran. Lokasi kebun-kebun ini juga menjadi ruang sosial sebagai alternatif akhir pekan bagi anak-anak. Hasil panen sebagian di jual untuk penghasilan tambahan anggota komunitas.
  3. Gerakan indonesia Bersepeda (Bike Bdg). Kegiatan ini memberikan pilihan kepada warga kota bandung untuk beraktifitas sehari-hari dengan sepeda sewa (Bike Sharing).
  4. Deklarasi Babakan Siliwangi sebagai Hutan Kota Dunia PBB.
Arsitektur:
  1. Bandung Creative Park Project : Taman Cikapayang Dago
  2. Masjid Merapi, merupakan proyek sosial yang menggunakan abu letusan gunung merapi dikonversi menjadi batako.
  3. Rumah Gempa Padang, Proyek sosial ini merupakan pembangunan rumah-rumah tahan gempa dengan material kayu dan bambu lokal.
  4. Lampu Botol (Walking Brain).
  5. Bottle House, rumah yang dirancang dengan konsep ‘courtyard house’ dibangun dengan lebih dari 30000 botol bekas.
  6.  Museum Tsunami Aceh. Museum ini merupakan hasil desain karya sayembara pada tahun 2007 untuk memperingati musibah Tsunami.
Sebagai arsitek, Ridwan memiliki visi yang jelas dalam membangun kota yang lebih berwawasan lingkungan. Dia membangun dan membenahi taman-taman, dan mendorong masyarakat untuk mengembangkan gaya hidup yang ramah lingkungan seperti menggunakan sepeda dalam beraktivitas.  
(dari berbagai sumber)